Persaingan itu dapat menyangkut
berbagai hal dan bentuk. Di antaranya adalah persaingan untuk
memperebutkan kemauan konsumen. Ada banyak cara untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu perlu diajukan pertanyaan “
Apakah yang dibeli oleh konsumen ? dan dengan cara cara apakah keinginan
dan kebutuhan konsumen dapat dipuaskan ?”. Bila konsumen menginginkan hiburan
dan anda bergerak di pasar pesawat televisi, misalnya, anda dapat
mempertimbangkan segala bentuk sarana hiburan. Bentuk bentuk sarana
hiburan ini antara lain dapat berupa : pesawat radio, perangkat stereo,
perangkat video, alat permainan, sarana olahraga dalam ruang, dan lain
sebagainya.
Cara kedua untuk
mengamati persaingan adalah dengan analisi demografis. Anda dapat
mengklasifikasikan pesaing sebagai perusahaan regional, perusahaan multi
industri, perusahaan multi nasional atau perusahaan asing.
Berdasarkan klasifikasi ini. Anda mesti memutuskan apakah pesaing terpusat secara domestik, terpusat di luar negeri, atau tersebar di seluruh penjuru dunia. Hal ini kemudian dibuat grafik yang melukiskan keadaan di masa lalu, sekarang, serta berguna untuk mengantisipasi keadaan di masa mendatang.
Cara ketiga dipusatkan pada perubahan perubahan potensial dengan melakukan pemeriksaan terhadap interaksi total, mulai dari pihak pemasok sampai ke konsumen.
Berdasarkan klasifikasi ini. Anda mesti memutuskan apakah pesaing terpusat secara domestik, terpusat di luar negeri, atau tersebar di seluruh penjuru dunia. Hal ini kemudian dibuat grafik yang melukiskan keadaan di masa lalu, sekarang, serta berguna untuk mengantisipasi keadaan di masa mendatang.
Cara ketiga dipusatkan pada perubahan perubahan potensial dengan melakukan pemeriksaan terhadap interaksi total, mulai dari pihak pemasok sampai ke konsumen.
Melihat iklim persaingan bisnis di Indonesia di mana
pemain besar atau asing mendominasi di sektor keuangan, mineral,
manufaktur produk material dasar sampai consumer products, chain
retailer, information dan services, ini merupakan tantangan setiap
industri mampu menjadi unggul di bidangnya. Bagaimana suatu organisasi
bisnis mampu mempunyai keunggulan?
Ternyata
ada dua hal dasar yang harus disadari bersama, Pertama, kekuatan intangible assets.
Realita kebanyakan pemikiran para pemilik &
manajemen puncak perusahaan masih banyak didominasi investasi berwujud,
sedangkan pengeluaran intangible assets-nya lebih dianggap sebagai
biaya. Intangible assets mencakup sistem manajemen, sistem informasi,
kemampuan orang, sikap mental & perilaku tiap individu,
kepemimpinan, team work, brand image untuk produk atau perusahaan,
layanan prima, motivasi seluruh karyawan dan budaya kerja.
Di tengah negara dengan SDM berdaya saing rendah
dibandingkan profesional negara lain dari sisi mental attitude &
behavior dan kompetensi teknisnya, apa yang harus dilakukan manajemen
perusahaan?
Persaingan sekarang menuntut produk bermutu,
pengiriman tepat waktu, layanan cepat, purna jual memuaskan dan harga
bersaing. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk
mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara
sistematis.
Perlu kita sadari bersama bahwa yang dulu kelihatan
hebat sekarang sudah menjadi biasa-biasa saja, lalu apa yang terjadi
dengan bisnis anda kalau hanya biasa-biasa saja?
Ada
paradigma manajemen dibanyak perusahaan sebagai berikut :
Untuk
apa kita harus mendidik karyawan? Toh kalau pandai atau terampil malah
pindah ke pesaing. Kita yang melatih, pesaing yang menikmati.
Kita
harapkan karyawan bekerja sekian lama harus makin pandai dan makin
terampil dengan sendirinya. Kenyataannya belum tentu.
Membangun
sistem manajemen, kemampuan karyawan, sistem informasi merupakan biaya
yang tidak jelas manfaatnya karena sering tidak secara instan dapat
dilihat hasilnya.
Dengan percaya pada orang lama, toh perusahaan ini
masih untung dan tidak perlu menghamburkan biaya membangun manajemen
yang handal.
Di sisi lain ada paradigma manajemen melihat dari:
Ketergantungan
dengan satu atau dua orang termasuk pemilik harus diminimalkan
Bulan
madu tidak selamanya ada, mumpung perusahaan masih punya profit maka
harus mempersiapkan kemampuan orang, sistem manajemen, budaya,
infrastruktur, dan lain-lain.
Kecepatan perubahan di
luar harus diimbangi dengan kesiapan manusia, sistem, manajemen,
kepemimpinan serta informasi yang tepat dan cepat
Bisnis tidak dapat hanya mengandalkan lobi atau hoky
tanpa didukung keandalan produk dan atau jasa dibandingkan pesaing.
Kedua paradigma di atas merupakan fakta yang ada di
dunia bisnis, Anda merupakan bagian dari paradigma pertama atau kedua?
Banyak yang meyakini bahwa persaingan
sekarang dan mendatang ternyata faktor keunggulan yang mendominasi
adanya di intangible assets bukan di tangible assets. Lalu apa yang
terjadi kalau sekarang Anda masih berpikir bahwa tangible assets yang
merupakan bentuk investasi utama. Ingat, apakah Nike, Reebok, Cisco
punya pabrik sendiri untuk melayani seluruh dunia? Mereka pemimpin pasar
karena intangible assets-nya sebagai kunci strategis.
Faktor kedua yang harus disadari adalah
'perubahan internal' perusahaan untuk mengimbangi dan mengatasi
persaingan dan tuntutan pasar yang berubah dengan cepat di beberapa
sektor bisnis. Perubahan dalam iklim persaingan dengan makin tanpa
batasnya antar negara karena dipakainya teknologi telekomunikasi dan
informasi makin menjadikan persaingan turbulen. Peta persaingan tentunya
pola pikir dari setiap karyawan dan manajemen termasuk pemilik harus
selaras dengan kebutuhan perubahan perusahaan karena faktor eksternal.
Tiap perusahaan berkepentingan memetakan peta persaingan dan perubahan
dalam persaingan yang dimilikinya . Untuk mengingatkan perlunya
kesadaran mendalam dan menyeluruh dimulai dari pemilik atau manajemen
puncak, maka kita perhatikan produk-produk China yang membanjiri hampir
semua sektor.
Pola mereka sama dengan Jepang dan
Taiwan pada awal mula mereka masuk pasar global dengan harga murah
meskipun produknya banyak di-complain. Tapi ingat, mereka pasti
menaikkan mutu produk untuk membangun kepercayaan setelah 'harga murah'
menjadi jurus pemasaran pertama mereka dan tentunya mereka akan juga
membangun after sales service produk mereka melalui distribution network
yang harus mereka miliki baik dibangun sendiri atau kerjasama dengan
mitra lokal untuk menunjang after sales service.
Salah satu faktor keberhasilan China menjadi dapur dunia adalah karena faktor mentalitas dan motivasi kerja
yang luar biasa sehingga mereka mempunyai produktivitas kerja yang
tinggi.
Mereka bekerja bukan diukur oleh jam kerja melainkan oleh output
yang harus mereka hasilkan. Bagaimana dengan pola pikir karyawan
kita? Bagaimana dengan peraturan yang ada di negara kita? Apakah
mendukung atau menciptakan kondisi yang membangun produktivitas kerja
serta menjadi bagian dari budaya organisasi? Kesadaran untuk memacu pola
pikir karyawan perusahaan menjadi dasar dalam keberhasilan anda
membangun change management perusahaan. Timbul pertanyaan, change
management-nya mau diarahkan kemana? Apakah menunjang strategi
perusahaan untuk membangun daya saing terhadap global player?
Memang menjadi tugas pemilik, manajemen puncak dan
manajemen madya untuk membangun kesadaran tadi sehingga kita mampu
menggulirkan bola salju keseluruh karyawan perusahaan. Demikianlah
prioritas utama tanggungjawab anda sebagai manajemen perusahaan.
Sadarlah bahwa 'Naga sudah bangun dari tidurnya dan
mulai mengibaskan ekornya ke berbagai wilayah'. Bagaimana Anda
mengatasinya? Bagaimana kita harus jadi 'tuan di negara kita sendiri'
yang punya berbagai kekayaan.
sumber: www.google.com