BUAH-buahan dan sayuran yang
tumbuh pada sepuluh tahun lalu ternyata jauh lebih kaya akan vitamin
dan mineral dibanding kebanyakan varietas yang ada saat ini. Itu
merupakan kesimpulan dari sebuah artikel yang ditulis dalam "Scientific American", baru-baru
ini.
Lalu apa penyebabnya? Tersangka utama yang mengurangi gizi pada buah dan sayuran, adalah penipisan tanah: Metode pertanian intensif yang modern telah mengurangi peningkatan jumlah nutrisi dari tanah yang menjadi media tumbuh buah dan sayuran tersebut.
Sebuah studi pernah dilakukan Donald Davis dan tim peneliti dari Universitas Texas mengenai penurunan gizi ini, studi ini diterbitkan dalam Journal of American College of Nutrition. Mereka mempelajari data gizi dari Departemen Pertanian AS dalam rentang tahun 1950 dan 1999 untuk 43 sayuran dan buah-buahan yang berbeda, mereka menemukan penurunan jumlah protein, kalsium, fosfor, besi, riboflavin (vitamin B2), dan vitamin C selama setengah abad terakhir. Davis dan koleganya menandai penurunan gizi ini untuk merancang peningkatkan sifat-sifat (ukuran, tingkat pertumbuhan, ketahanan terhadap hama) selain kandungan gizinya.
"Upaya mengembangbiakan varietas baru tanaman yang memberikan hasil yang lebih besar, ketahanan terhadap hama, dan adaptasi iklim telah memungkinkan tanaman untuk tumbuh lebih besar dan lebih cepat," kata Davis, "namun kemampuan untuk memproduksi kandungan gizi belum sejalan dengan pertumbuhan yang cepat," tambahnya. Ada kemungkinan telah terjadi penurunan nutrisi juga, katanya, seperti magnesium, seng, vitamin B-6.
Asosiasi Konsumen Organik mengutip beberapa studi lain dengan temuan yang sama: Sebuah analisis Institut Kushi terhadap data gizi pada 1975-1997 menemukan bahwa tingkat kalsium rata-rata pada 12 jenis sayuran segar turun 27 persen, kadar zat besi 37 persen, vitamin A 21 persen, dan vitamin C 30 persen.
Sebuah studi yang sama pada data gizi di Inggris dalam kurun 1930-1980, yang diterbitkan "British Food Journal", menemukan bahwa dalam 20 macam sayuran kandungan kalsium menurun rata-rata 19 persen; besi 22 persen; dan kalium 14 persen.
Bahkan studi lain menyimpulkan seseorang harus makan delapan jeruk hari ini untuk mendapatkan jumlah vitamin A yang sama saat kakek-nenek kita hanya mengkonsumsi sebuah jeruk
sumber: http://dedesuhaya.blogspot.com
Lalu apa penyebabnya? Tersangka utama yang mengurangi gizi pada buah dan sayuran, adalah penipisan tanah: Metode pertanian intensif yang modern telah mengurangi peningkatan jumlah nutrisi dari tanah yang menjadi media tumbuh buah dan sayuran tersebut.
Sebuah studi pernah dilakukan Donald Davis dan tim peneliti dari Universitas Texas mengenai penurunan gizi ini, studi ini diterbitkan dalam Journal of American College of Nutrition. Mereka mempelajari data gizi dari Departemen Pertanian AS dalam rentang tahun 1950 dan 1999 untuk 43 sayuran dan buah-buahan yang berbeda, mereka menemukan penurunan jumlah protein, kalsium, fosfor, besi, riboflavin (vitamin B2), dan vitamin C selama setengah abad terakhir. Davis dan koleganya menandai penurunan gizi ini untuk merancang peningkatkan sifat-sifat (ukuran, tingkat pertumbuhan, ketahanan terhadap hama) selain kandungan gizinya.
"Upaya mengembangbiakan varietas baru tanaman yang memberikan hasil yang lebih besar, ketahanan terhadap hama, dan adaptasi iklim telah memungkinkan tanaman untuk tumbuh lebih besar dan lebih cepat," kata Davis, "namun kemampuan untuk memproduksi kandungan gizi belum sejalan dengan pertumbuhan yang cepat," tambahnya. Ada kemungkinan telah terjadi penurunan nutrisi juga, katanya, seperti magnesium, seng, vitamin B-6.
Asosiasi Konsumen Organik mengutip beberapa studi lain dengan temuan yang sama: Sebuah analisis Institut Kushi terhadap data gizi pada 1975-1997 menemukan bahwa tingkat kalsium rata-rata pada 12 jenis sayuran segar turun 27 persen, kadar zat besi 37 persen, vitamin A 21 persen, dan vitamin C 30 persen.
Sebuah studi yang sama pada data gizi di Inggris dalam kurun 1930-1980, yang diterbitkan "British Food Journal", menemukan bahwa dalam 20 macam sayuran kandungan kalsium menurun rata-rata 19 persen; besi 22 persen; dan kalium 14 persen.
Bahkan studi lain menyimpulkan seseorang harus makan delapan jeruk hari ini untuk mendapatkan jumlah vitamin A yang sama saat kakek-nenek kita hanya mengkonsumsi sebuah jeruk