Tips Kesehatan, Los Angeles -
Penggunaan secara membabi-buta asupan Vitamin E dosis tinggi mungkin
menyimpan lebih banyak bahaya ketimbang manfaat, demikian peringatan
satu studi baru.
Para peneliti di Tel Aviv University (TAV) menyimpulkan setelah mengkaji data dari lebih 300.000 orang di AS, Eropa dan Israel.
Temuan mereka disiarkan di jurnal kardiologi terkemuka, Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology, terbitan paling akhir.
Dengan menggunakan pendekatan yang sangat berbeda dari studi sebelumnya, tim peneliti tersebut menyatukan pendapat mereka guna membuat kesimpulan mengenai Vitamin E.
Ulasan mengenai hasil semua terbitan pada masa lalu itu mengungkapkan bahwa peserta yang tak mengkonsumsi asupan Vitamin E menikmati kualitas kehidupan yang lebih sesuai (QALY), parameter standar yang digunakan pada obat guna menilai dampak campur tangan medis.
"Studi baru kami memperlihatkan sebagian orang mungkin menghadapi risiko obat tersebut dari kemungkinan memperoleh manfaat darinya. Kini, kami berusaha mengidentifikasi kelompok orang yang paling mungkin terkena dampak vitamin E," tambah peneliti bersama studi itu, Dr Ily Pinchuk.
"Temuan utama kami ialah rata-rata QALY orang yang mengkonsumsi asupan vitamin E ialah 0,30 lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tak menggunakannya. Ini tentu saja, tak berarti setiap orang yang mengkonsumsi Vitamin E memperpendek masa hidup mereka hampir 4 bulan. Tetapi rata-rata, masa hidup yang kualitasnya disesuaikan lebih rendah bagi orang yang mengkonsumsi vitamin. Ini mengandung sesuatu yang penting," katanya.
Para peneliti di Tel Aviv University (TAV) menyimpulkan setelah mengkaji data dari lebih 300.000 orang di AS, Eropa dan Israel.
Temuan mereka disiarkan di jurnal kardiologi terkemuka, Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology, terbitan paling akhir.
Dengan menggunakan pendekatan yang sangat berbeda dari studi sebelumnya, tim peneliti tersebut menyatukan pendapat mereka guna membuat kesimpulan mengenai Vitamin E.
Ulasan mengenai hasil semua terbitan pada masa lalu itu mengungkapkan bahwa peserta yang tak mengkonsumsi asupan Vitamin E menikmati kualitas kehidupan yang lebih sesuai (QALY), parameter standar yang digunakan pada obat guna menilai dampak campur tangan medis.
"Studi baru kami memperlihatkan sebagian orang mungkin menghadapi risiko obat tersebut dari kemungkinan memperoleh manfaat darinya. Kini, kami berusaha mengidentifikasi kelompok orang yang paling mungkin terkena dampak vitamin E," tambah peneliti bersama studi itu, Dr Ily Pinchuk.
"Temuan utama kami ialah rata-rata QALY orang yang mengkonsumsi asupan vitamin E ialah 0,30 lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tak menggunakannya. Ini tentu saja, tak berarti setiap orang yang mengkonsumsi Vitamin E memperpendek masa hidup mereka hampir 4 bulan. Tetapi rata-rata, masa hidup yang kualitasnya disesuaikan lebih rendah bagi orang yang mengkonsumsi vitamin. Ini mengandung sesuatu yang penting," katanya.
sumber: http://gerry-tk.blogspot.com